Sebelumnya telah kita bahas Tips Menghemat Baterai Ponsel di Android, kali ini melangkah ke tutorial selanjutnya yang lebih besar. "Tips Penggunaan Aplikasi untuk menghemat baterai" merupakan judul bagus mengenai beberapa dasar permasalahan yang sering di tanyakan. Smartphone diibaratkan Mini Komputer yang dilengkapi RAM, Harddisk Memory, CPU yang membutuhkan banyak sumber daya. Bagaimana cara mengalokasi kebutuhan akan energi listrik yang sehat dan go green?
Banyak pengguna yang tidak mengetahui tentang penggunaan setiap aplikasi android dari yang berjalan di background, sistem, dan display. Oleh karena itu, banyak beberapa fitur yang aktif secara terus menerus sehingga menekan angka optimal baterai. Hal ini sangat buruk bagi performa dan kestabilan perangkat sumber daya anda karena terlalu boros.
Beberapa orang memilih untuk membiarkannya saja karena mereka sudah mengetahui bahwa hal ini memang dianggap wajar, namun beberapa orang yang lain akan menanggapi atau mencari cara untuk menghemat baterai pada perangkat Android yang dimilikinya, misalnya dengan menginstall aplikasi penghemat baterai. Tapi taukah sobat gadget apa efek negatif dari penggunaan aplikasi penghemat baterai tersebut?
Beberapa dampak negatif akan dirasakan oleh pengguna jika menggunakan aplikasi macam ini, meskipun memang aplikasi - aplikasi tersebut efektif untuk menghemat baterai dalam keadaan tertentu. Nah pada posting kali ini, Divandroid.blogspot.com akan sedikit membahas tentang efek samping penggunaan aplikasi penghemat baterai pada perangkat Android. Berikut adalah dua diantaranya :
Membatasi Aktifitas Smartphone
Pada dasarnya, hampir semua aplikasi penghemat baterai melakukan suatu proses yang bersifat "not performance, but lower". Maksudnya, aplikasi akan terus aktif selama perangkat menyala sedangkan dia akan memaksa untuk mematikan aktifitas dari aplikasi - aplikasi atau fitur tertentu dengan "alasan" agar perangkat tidak melakukan "proses" yang dapat memboroskan baterai. Fitur yang dimaksud adalah konektivitas. Contohnya adalah Wi-fi, Bluetooth, Data Selular, GPS, dll.
Seperti yang kita tau, sebuah smartphone perlu beberapa konektivitas untuk tetap aktif (misalnya internet) agar dapat memberikan update terbaru tentang pemberitahuan yang ada untuk email, chat, socmed dan lainnya. Memang, konektifitas dan "proses" macam ini akan membuat perangkat membutuhkan daya yang cukup besar sehingga akan mempercepat habisnya daya baterai. Dan karena alasan itulah aplikasi penghemat baterai akan memaksa untuk mematikan aktifitas tersebut.
Hal ini tentu sangat mengganggu dan bahkan mungkin merugikan bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang membutuhkan akses dan pemberitahuan real time soal email. Maka tidak salah bukan jika saya menyebutya seperti "preman"? Ia akan mematikan proses dari aplikasi lain, namun ia sendiri akan terus aktif seenak jidat untuk terus memantau aktifitas smartphone.
Mengurangi fungsi dari smartphone
Saat mengaktifkan sebuah GPS tentu membutuhkan paket data untuk men tracking lokasi dengan sinyal satelit Wi-Fi. Pernah mengeluhkan soal WiFi yang mendadak mati saat layar dikunci atau dimatikan? Ya, bisa jadi itu adalah ulah dari aplikasi penghemat baterai yang memaksa untuk mematikannya dengan alasan penghematan baterai. Matinya konektifitas, dibatasinya fitur dan proses yang seharusnya berjalan akan mengurangi fungsi dari smartphone itu sendiri, khususnya ketika layar sedang dimatikan karena mereka akan bertindak agresif ketika layar dalam keadaan mati.
Ya benar, hal ini akan membuat smartphone kita akan terasa seperti sebuah handphone biasa yang "sunyi" karena tidak mampu lagi memberikan pemberitahuan secara real time pada beberapa akun online seperti chat messenger BBM, Facebook socmed, Whats App, LINE.
Aplikasi-aplikasi tersebutlah yang menghambat kinerja perangkat Android Anda, memenuhi RAM nya, dan juga menghisap daya baterainya. Tidak percaya? Coba ingat kembali saat Anda pertama kali menggunakan perangkat Android Anda (saat baru saja membelinya, belum banyak aplikasi yang terpasang) dan bandingkan kinerja dan daya tahan baterainya dengan yang sekarang (penuh dengan aplikasi).
Lalu bagaimana cara menghemat baterai sekaligus meningkatkan (kembali) kinerja perangkat Android? Bagaimana cara mencegah aplikasi Android berjalan di background? Menggunakan task killer? Membekukan aplikasi dengan Titanium Backup atau Link2SD?
Task killer memang terdengar/terlihat menjanjikan, tapi sebaiknya tidak digunakan (baca: Perlukah Menggunakan Aplikasi Task Killer di Ponsel Android?). Membekukan aplikasi (freeze) bisa dibilang salah satu solusi yang bagus, namun kurang praktis.
Bagaimana dengan logika menghibernasi aplikasi? Inilah yang akan menjadi pokok bahasan artikel ini. Iya, sesuai judulnya, Anda bisa menghibernasi aplikasi-aplikasi penghisap baterai dan penguasa RAM dengan menggunakan aplikasi Greenify.
Greenify berfungsi untuk mengidentifikasi aplikasi-aplikasi yang kurang perlu dihidupkan dan "menidurkannya" sewaktu tidak diperlukan. Berbeda dengan tindakan membekukan atau freeze, "menidurkan" atau hibernate, hanya mencegah aplikasi berjalan di background, tidak menonaktifkannya secara keseluruhan, sehingga Anda bisa menjalankan aplikasi tersebut bila sewaktu-waktu diperlukan.
Setelah Anda selesai menggunakan aplikasi tertentu (yang sering jalan sendiri di background), secara otomatis (aplikasi tersebut) akan ditidurkan kembali oleh Greenify (beberapa saat setelah layar mati - fitur auto-hibernation ini hanya tersedia untuk perangkat Android yang telah memiliki akses ROOT). Sehingga selain bisa menghemat baterai, kinerja atau performa perangkat Android Anda akan meningkat. Semoga artikel Tips Penggunaan Aplikasi untuk Menghemat Baterai ini bisa bermanfaat untuk anda yang pemula, newbie, advanced, guru sekalipun. ^^
Banyak pengguna yang tidak mengetahui tentang penggunaan setiap aplikasi android dari yang berjalan di background, sistem, dan display. Oleh karena itu, banyak beberapa fitur yang aktif secara terus menerus sehingga menekan angka optimal baterai. Hal ini sangat buruk bagi performa dan kestabilan perangkat sumber daya anda karena terlalu boros.
Beberapa orang memilih untuk membiarkannya saja karena mereka sudah mengetahui bahwa hal ini memang dianggap wajar, namun beberapa orang yang lain akan menanggapi atau mencari cara untuk menghemat baterai pada perangkat Android yang dimilikinya, misalnya dengan menginstall aplikasi penghemat baterai. Tapi taukah sobat gadget apa efek negatif dari penggunaan aplikasi penghemat baterai tersebut?
Beberapa dampak negatif akan dirasakan oleh pengguna jika menggunakan aplikasi macam ini, meskipun memang aplikasi - aplikasi tersebut efektif untuk menghemat baterai dalam keadaan tertentu. Nah pada posting kali ini, Divandroid.blogspot.com akan sedikit membahas tentang efek samping penggunaan aplikasi penghemat baterai pada perangkat Android. Berikut adalah dua diantaranya :
Membatasi Aktifitas Smartphone
Pada dasarnya, hampir semua aplikasi penghemat baterai melakukan suatu proses yang bersifat "not performance, but lower". Maksudnya, aplikasi akan terus aktif selama perangkat menyala sedangkan dia akan memaksa untuk mematikan aktifitas dari aplikasi - aplikasi atau fitur tertentu dengan "alasan" agar perangkat tidak melakukan "proses" yang dapat memboroskan baterai. Fitur yang dimaksud adalah konektivitas. Contohnya adalah Wi-fi, Bluetooth, Data Selular, GPS, dll.
Seperti yang kita tau, sebuah smartphone perlu beberapa konektivitas untuk tetap aktif (misalnya internet) agar dapat memberikan update terbaru tentang pemberitahuan yang ada untuk email, chat, socmed dan lainnya. Memang, konektifitas dan "proses" macam ini akan membuat perangkat membutuhkan daya yang cukup besar sehingga akan mempercepat habisnya daya baterai. Dan karena alasan itulah aplikasi penghemat baterai akan memaksa untuk mematikan aktifitas tersebut.
Hal ini tentu sangat mengganggu dan bahkan mungkin merugikan bagi sebagian orang, terutama bagi mereka yang membutuhkan akses dan pemberitahuan real time soal email. Maka tidak salah bukan jika saya menyebutya seperti "preman"? Ia akan mematikan proses dari aplikasi lain, namun ia sendiri akan terus aktif seenak jidat untuk terus memantau aktifitas smartphone.
Mengurangi fungsi dari smartphone
Saat mengaktifkan sebuah GPS tentu membutuhkan paket data untuk men tracking lokasi dengan sinyal satelit Wi-Fi. Pernah mengeluhkan soal WiFi yang mendadak mati saat layar dikunci atau dimatikan? Ya, bisa jadi itu adalah ulah dari aplikasi penghemat baterai yang memaksa untuk mematikannya dengan alasan penghematan baterai. Matinya konektifitas, dibatasinya fitur dan proses yang seharusnya berjalan akan mengurangi fungsi dari smartphone itu sendiri, khususnya ketika layar sedang dimatikan karena mereka akan bertindak agresif ketika layar dalam keadaan mati.
Ya benar, hal ini akan membuat smartphone kita akan terasa seperti sebuah handphone biasa yang "sunyi" karena tidak mampu lagi memberikan pemberitahuan secara real time pada beberapa akun online seperti chat messenger BBM, Facebook socmed, Whats App, LINE.
Aplikasi-aplikasi tersebutlah yang menghambat kinerja perangkat Android Anda, memenuhi RAM nya, dan juga menghisap daya baterainya. Tidak percaya? Coba ingat kembali saat Anda pertama kali menggunakan perangkat Android Anda (saat baru saja membelinya, belum banyak aplikasi yang terpasang) dan bandingkan kinerja dan daya tahan baterainya dengan yang sekarang (penuh dengan aplikasi).
Lalu bagaimana cara menghemat baterai sekaligus meningkatkan (kembali) kinerja perangkat Android? Bagaimana cara mencegah aplikasi Android berjalan di background? Menggunakan task killer? Membekukan aplikasi dengan Titanium Backup atau Link2SD?
Task killer memang terdengar/terlihat menjanjikan, tapi sebaiknya tidak digunakan (baca: Perlukah Menggunakan Aplikasi Task Killer di Ponsel Android?). Membekukan aplikasi (freeze) bisa dibilang salah satu solusi yang bagus, namun kurang praktis.
Bagaimana dengan logika menghibernasi aplikasi? Inilah yang akan menjadi pokok bahasan artikel ini. Iya, sesuai judulnya, Anda bisa menghibernasi aplikasi-aplikasi penghisap baterai dan penguasa RAM dengan menggunakan aplikasi Greenify.
Unduh di Play Store : Greenify untuk Android versi 4.0 ++ ( Jelly Bean, Kitkat, ICS )
Greenify PRO khusus ( Donation Package Services )
Greenify berfungsi untuk mengidentifikasi aplikasi-aplikasi yang kurang perlu dihidupkan dan "menidurkannya" sewaktu tidak diperlukan. Berbeda dengan tindakan membekukan atau freeze, "menidurkan" atau hibernate, hanya mencegah aplikasi berjalan di background, tidak menonaktifkannya secara keseluruhan, sehingga Anda bisa menjalankan aplikasi tersebut bila sewaktu-waktu diperlukan.
Setelah Anda selesai menggunakan aplikasi tertentu (yang sering jalan sendiri di background), secara otomatis (aplikasi tersebut) akan ditidurkan kembali oleh Greenify (beberapa saat setelah layar mati - fitur auto-hibernation ini hanya tersedia untuk perangkat Android yang telah memiliki akses ROOT). Sehingga selain bisa menghemat baterai, kinerja atau performa perangkat Android Anda akan meningkat. Semoga artikel Tips Penggunaan Aplikasi untuk Menghemat Baterai ini bisa bermanfaat untuk anda yang pemula, newbie, advanced, guru sekalipun. ^^
Label:
Tips Android
di
4:29 PM
Salam sob.
ReplyDeleteMenjalan apps apa aja yg paling makan daya?
Sebenarnya cukup bawa power bank saja mas biar daya baterai tetap tersupply.
ReplyDelete